Friday, August 23, 2019

Aneka Produk Kerajinan dari Bahan Limbah Berbentuk Bangun Datar

August 23, 2019 0
     Secara umum jenis bahan limbah untuk produk kerajinan dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu bahan limbah berbentuk bangun datar dan bahan limbah berbentuk bangun ruang. Beberapa kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun datar akan diuraikan secara singkat pada penjelasan berikut ini. Namun, materi yang diuraikan di sini merupakan contoh saja, kalian dapat mempelajarinya sebagai pengetahuan dan diharapkan dapat mengeksplorasi pengetahuan lainnya sebagai bahan pengayaan.

Berikut ini dijelaskan beberapa produk kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun datar :

a. Kerajinan dari Limbah Kulit Jagung

    Kulit jagung merupakan  limbah pertanian dari tanaman  jagung. Kulit jagung kerap kali tidak diperhatikan, bahkan dianggap sampah sehingga biasanya dibuang. Sampah kulit  jagung  bisa menjadi benda kerajinan yang sangat bernilai dan bisa mendatangkan keuntungan. Kerajinan dari limbah kulit jagung ini sangat unik dan menarik. Berikut contoh produk kerajinan dari limbah kulit jagung. 


b. Kerajinan dari Limbah Plastik

   Apakah di lingkunganmu banyak sampah plastik yang menumpuk? Kalian  bingung untuk memanfaatkannya? Kita tahu bahwa sampah plastik termasuk dalam sampah anorganik yang sulit diurai oleh mikroorganisme, butuh waktu bertahun-tahun supaya plastik dapat terurai dan akhirnya menyatu dengan tanah. Oleh karena itu, sebaiknya sampah plastik tersebut dimanfaatkan untuk karya kerajinan. Saat ini sudah banyak kerajinan yang dibuat dengan bahan dasar limbah plastik seperti tas, dompet, cover meja, dan tempat tisu. Berikut ini contoh kerajinan dari limbah plastik.


                     


c.      Kerajinan dari Limbah Daun Pelepah Pisang

     Sebagain besar masyarakat menganggap daun pelepah pisang kering adalah sampah yang tidak berguna. Bahkan terkadang daun pelepah pisang kering hanya dibakar begitu saja karena dianggap sampah yang mengotori kebun. Namun daun pelepah pisang kering dapat dijadikan sebagai kerajinan yang indah dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Kerajinan tangan dari daun pelepah pisang kering sebaiknya menggunakan daun yang berwarna kuning hingga daun yang berwarna cokelat dan benarbenar kering. Berikut contoh produk kerajinan dari daun pelepah pisang.










Tuesday, August 20, 2019

Perbedaan antara Negara Demokrasi dengan Negara Otoriter

August 20, 2019 0


Pengertian Negara Demokrasi

Negara demokrasi adalah negara yang menganut bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan dengan mewujudkan kedaulatan rakyat atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut. Isu mengenai demokrasi akan selalu berhubungan dengan isu mengenai hak asasi manusia. Perjuangan menegakkan demokrasi merupakan upaya umat manusia dalam rangka menjamin dan melindungi hak asasinya, karena demokrasi merupakan salah satu sistem politik yang memberi penghargaan atas hak dasar manusia.

Pengertian Negara Otoriter

Istilah otoriter atau secara lengkap yaitu otoritarianisme, berasal dari sebuah kata bahasa inggris, yaitu authoritarian yang memiliki arti menganut paham kepatuhan mutlak kepada seseorang atau suatu badan tertentu. Otoriter sendiri berubah menjadi paham politik yang dianut oleh beberapa negara di dunia. Otoriter sebagai paham politik memiliki pengertian yaitu bentuk pemerintahan yang memiliki ciri khas menekankan kekuasaan hanya pada negara sebagai institusi atau sosok elit politik tertentu, tanpa melihat adanya kebebasan individu sebagai rakyat negara. Bentuk pemerintahan seperti ini tentunya memiliki sifat yang sangat berlawanan dengan bentuk pemerintahan demokrasi yang sangat menjunjung kebebasan individu dalam menentukan sikapnya. Di sisi lain, di dalam negara yang menganut sistem otoriter, hanya dikenal satu jenis komunikasi, yaitu komunikasi satu arah, dimana penguasa hanya memberikan pengarahan kepada bawahan sehingga perumus kebijakan publik hanya berfokus pada satu titik.

Berikut ini adalah perbedaan antara negara demokrasi dengan negara otoriter

No
Negara Demokrasi
Negara Otoriter
1
Penyelenggaraan pergantian pimpinan negara ( Presiden / Perdana Menteri) secara teratur (di Indonesia setiap 5 tahun sekali).
Tidak ada pergantian pimpinan negara karena sang penguasa (diktator) tidak mau melepas jabatannya.
2
Mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman.
Menentang adanya keaneka-ragaman / perbedaan, dan jika ada yang berbeda sikap dengan penguasa, orang tersebut akan ditumpas.
3
Fungsi hukum sebagai instrumen pelaksana kehendak rakyat.
Fungsi hukum sebagai legitimasi progam penguasa.
4
Adanya pembagian kekuasaan.
Pemusatan kekuasaan pada satu orang atau sekelompok orang.
5
Pers (jurnalis) mendapat kebebasan untuk memberitakan pengelolaan Negara oleh pemerintah
Manajemen pemerintahan tertutup, sehingga tidak diketahui oleh publik
6
Hukum memenuhi kebutuhan kepentingan individu dan masyarakat
Hukum untuk memenuhi visi politik penguasa
7
Pemerintahan konstitusional atau berdasarkan hukum.
Pemerintahan tidak berdasarkan konstitusional.
8
Pemerintahan mayoritas (dipiih oleh suara terbanyak / pemilihan umum) secara demokratis.
Pemilu tidak demokratis. Pemilu dijalankan hanya untuk memperkuat keabsahan penguasa atau pemerintah Negara.
9
Terdapat lebih dari satu partai politik.
Sistem satu partai politik atau beberapa partai politik tapi hanya ada satu partai yangmemonopoli kekuasaan.
10
Penyelesaian masalah diselesaikan secara damai melalui musyawarah atau perundingan.
Penyelesaian masalah diputuskan oleh penguasa / pemimpin secara sepihak.

Monday, August 5, 2019

Peristiwa Rengasdengklok - Latar Belakang, Tokoh, dan Sejarah Rengasdengklok

August 05, 2019 0

Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa penculikan yang dilakukan oleh sejumlah pemuda antara lain SoekarniWikanaAidit dan Chaerul Saleh dari perkumpulan "Menteng 31" terhadap Soekarno dan Hatta. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 03.00. WIB, Soekarno dan Hatta dibawa ke RengasdengklokKarawang, untuk kemudian didesak agar mempercepat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia,sampai dengan terjadinya kesepakatan antara golongan tua yang diwakili Soekarno dan Hatta serta Mr.Achmad Subardjo dengan golongan muda tentang kapan proklamasi akan dilaksanakan terutama setelah Jepang mengalami kekalahan dalam Perang Pasifik.


Latar Belakang









tribunnews.com


Latar belakang peristiwa Rengasdengklok yang paling pertama adalah kekalahan bangsa Jepang, yang pada itu menjajah bangsa Indonesia. Jepang menyatakan dirinya kalah perang setelah kota penting mereka yaitu Hirosima dan Nagasaki di bom atom oleh Amerika Serikat.
Kekalahan tersebut pada akhirnya mampu tercium oleh para pejuang kemerdekaan bangsa Indonesia. Jepang pun pada akhirnya sudah mendirikan suatu komite yang terdiri dari orang orang Indonesia untuk mempersiapkan kemerdekaannya.
Beberapa golongan menilai bahwa komite tersebut masih tidak lepas dari tangan bangsa Jepang, sehingga golongan ini ingin melakukan usaha perjuangan kemerdekaan tanpa campur tangan bangsa Jepang sedikitpun. Hal inilah yang menjadi latar belakang kedua dari terjadinya peristiwa Rengasdengklok.
Latar belakang selanjutnya adalah adanya perbedaan pendapat yang terjadi antara golongan muda dan golongan tua dalam rangka memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Golongan tua lebih setuju untuk menunggu proses perundingan dengan komite panitia kemerdekaan yang telah disusun oleh bangsa Jepang, untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
Sementara golongan muda lebih setuju untuk segera langsung memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia tanpa menunggu keputusan panitia kemerdekaan bentukan Jepang (PPKI). Golongan muda sangat ingin untuk merealisasikan hal ini, karena melihat posisi kekalahan Jepang dan terjepit itu sebagai sebuah kesempatan emas.

Tujuan Peristiwa Rengasdengklok







wikipedia.org

Tujuan dari peristiwa ini tidak lepas dari peran para anggota muda yang ingin segera menyatakan proklamasi kemerdekaan Indonesia sesegera mungkin. Para anggota muda ini ingin mengamankan para tokoh tua ke suatu tempat yang aman.
Tempat yang aman ini jatuh kepada Rengasdengklok, yang berada di daerah Karawang provinsi Jawa Barat. Golongan tua yang nantinya menjadi presiden dan wakil presiden pertama Republik Indonesia ini diamankan ke dalam sebuah rumah sederhana milik petani.
Rengasdengklok dipilih karena dinilai sebagai tempat yang paling aman di antara tempat yang lainnya. Tempat ini dinilai dapat menghindarkan para golongan tua dari intervensi pihak luar.
Rengasdengklok dinilai paling aman karena berdasarkan perhitungan secara militer, tempat ini jauh dari daerah Jakarta dan juga Cirebon. Wilayah Rengasdengklok juga dipilih karena tempat ini dapat dengan mudah mengawasi pergerakan tentara Jepang dari arah Jakarta dan juga Bandung.

Kronologi Peristiwa Rengasdengklok







kemdikbud.go.id

Kronologi peristiwa Rengasdengklok tidak lepas dari pengumuman bangsa Jepang oleh Kaisar Hirohito pada tanggal 14 Agustus tahun 1945, tepat sekitar seminggu setelah proses pemboman Kota Hiroshima dan Nagasaki oleh tentara sekutu, yang diprakarsai oleh Amerika Serikat.
Para pemuda yang bekerja di kantor berita Jepang yang bernama Domei, dengan cepat merespon berita tersebut sebagai kabar baik, dan diteruskan kepada rekan rekannya di tanah air.
Sementara golongan tua belum tahu akan hal tersebut, padahal pada saat itu wakil dari golongan ini yaitu Ir. Soekarno, dan M. Hatta sedang berunding dengan Panglima tertinggi Jepang di wilayah Asia Tenggara Marsekal Terauchi.
Para golongan muda tersebut langsung mendesak para golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan namun terjadi perbedaan pendapat. Akhirnya berdasarkan keputusan rapat pada tanggal 16 Agustus tahun 1945 yang diikuti oleh Soekarni, Mawardi, dan Shudanco Singgih, memutuskan untuk segera mengamankan para golongan tua seperti Soekarno, dan M. Hatta.
Shudanco diputuskan untuk diberi tugas menculik kedua golongan tua tersebut. Proses penculikan ini juga tidak lepas dari bantuan militer, dan pihak militer lainnya. Para golongan tua yang diculik itu akhirnya diamankan ke Rengasdengklok sehari penuh.
Ketidak beradaan Soekarno dan M. Hatta di Jakarta membuat anggota kelompok tua lainnya Ahmad Soebardjo untuk mencari keberadaan kedua orang tersebut. Akhirnya para golongan tua pun tahu kalau rekannya tersebut diculik oleh para golongan muda.
Sehingga dilakukanlah perundingan antara golongan tua yang diwakili oleh Ahmad Soebardjo, dan Wikaan dari golongan muda. Hasil pertemuan tersebut adalah keduanya menyatakan sepakat untuk segera memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Kesepakatan itu juga tidak lepas dari syarat syarat tertentu, pertama golongan tua menuntut golongan muda untuk membawa kembali Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta. Kedua golongan muda menuntut untuk dilakukannya pembacaan proklamasi kemerdekaan Indonesia tanpa ada campur tangan sedikit dari pihak Jepang.
Pada akhirnya para golongan tua yang diwakili oleh Jusuf Kunto, dan Ahmad Soebardjo menjemput Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok sambil didampingi oleh Sudiro.
Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta pada jam 11 malam tanggal 16 Agustus 1945, dan singgah di rumah Laksamana Maeda yang berlokasi di Jalan Imam Bonjol no. 1, Menteng. Lokasi ini dinilai aman karena kedudukan Laksamana Maeda sebagai kepala kantor penghubung harus dihormati, dan jauh dari intervensi militer.
Soekarno dan Hatta beserta anggotanya sudah sangat semakin yakin untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia terlepas dari tangan Jepang. Pasalnya sesaat setelah mereka kembali ke Jakarta, mereka juga telah melakukan perundingan dengan pihak Jepang, namun Jepang tidak sepenuhnya setuju. Akhirnya setelah itu Soekarno dan Hatta beserta rekan rekan lainnya, segera menyusun naskah proklamasi di rumah Laksamana Maeda.
Pada saat penyusunan naskah proklamasi terjadi lagi ketegangan antara golongan muda dan golongan tua yang dinilai sebagai budak bangsa Jepang oleh golongan muda. Ketegangan itu terjadi dalam rangka menentukan siapa yang akan menandatangani teks proklamasi tersebut. M. Hatta mengusulkan bahwa semua hal yang hadir pada saat itu ikut menandatangani naskah tersebut, mencontoh proklamasi kemerdekaan bangsa Amerika Serikat.
Hal itu ternyata tidak disetujui, sampai pada akhirnya Soekarni mengusulkan bahwa naskah itu cukup ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta sebagai wakil bangsa Indonesia. Hal itu disetujui oleh semua orang yang hadir pada saat itu.
Setelah penulisan naskah, para golongan tua pulang ke kediamannya masing masing sekitar pukul empat pagi tanggal 17 Agustus 1945. Naskah yang sudah dibuat itu diserahkan kepada Sayuti Melik untuk diketik. Setelah itu para golongan muda tidak langsung pulang, karena mereka masih memikirkan dimana tempat yang terbaik untuk menyebarluaskan teks proklamasi tersebut.
Akhirnya pembacaan teks proklamasi dilakukan di rumah Soekarno yang berada di Jalan Pegangsaan Timur nomor 56 yang sekarang dijadikan sebagai monumen proklamasi. Pembacaan teks proklamasi tersebut dibacakan pada pukul 10.00 tanggal 17 Agustus tahun 1945, dan ditetapkanlah tanggal itu sebagai hari kemerdekaan Indonesia.

Tokoh Tokoh Peristiwa Rengasdengklok

Tokoh tokoh utama dalam peristiwa ini antara lain adalah: 
1.) Ir. Soekarno 
2.) M. Hatta
3.) Soekarni
4.) Wikana
5.) Sayuti Melik
6.) Ahmad Soebardjo
7.) Chaerul Saleh
8.) Laksamana Maeda
dan masih banyak lagi.



Penyebaran Berita Proklamasi di Indonesia

August 05, 2019 0
Hasil gambar untuk berita proklamasi


Tanggal 17 Agustus 1945 merupakan tanggal yang bersejarah bagi seluruh warga negara Indonesia. Karena pada Jum’at, 17 Agustus 1945 Peristiwa Sejarah Mengenai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dimulai.
Proklamasi Kemerdekaan langsung dibacakan oleh Ir. Soekarno dengan didampingi oleh Drs. Mohammad Hatta yang dilaksanakan di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta Pusat. 

Berita Proklamasi yang sudah meluas di seluruh Jakarta disebarkan ke seluruh Indonesia. Teks Proklamasi telah sampai di tangan kepala bagian radio dari kantor berita Domei, Waidan B. Palenewen. Selain lewat radio, berita proklamasi juga disiarkan lewat pers dan surat selebaran. Hampir seluruh harian di Jawa dalam penerbitannya tanggal 20 Agustus 1945 memuat berita tentang Proklamasi dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.

Penyebaran berita kemerdekaan  yang dilakukan melalui media cetak dilakukan oleh beberapa tempat seperti Harian Suara Asia yang berada di daerah Surabaya yang dimana Harian Suara Asia tersebut merupakan dari koran atau media cetak pertama yang berada di Indonesia. Kemudian media cetak lainnya adalah Balai Pustaka yang dilakukan oleh Suparjo, dan terakhir adalah percetakan yang dilakukan oleh Asia Raya yang disebarkan oleh B.M Diah dan juga berbagai media cetak lainnya.

Tidak sampai disitu, rakyat Indonesia kala itu juga melakukan pemasangan terhadap plakat, pamflet, poster, dan juga berupa coretan yang berada di tembok. 

Hal lainnya adalah dengan cara melakukan pengutusan anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang dilakukan di berbagai daerah. Seperti:
a. Teuku Mohammad Hassan untuk ke daerah Aceh.
b. Sam Ratulangi untuk ke daerah Sulawesi
c. Ketut Pudja untuk ke daerah Sunda Kecil atau Bali
d. A.A. Hamidan untuk ke daerah Kalimantan.

Sejarah VOC, Pengertian, Latar Belakang Berdirinya

August 05, 2019 0
VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) merupakan persekutuan dagang asal Belanda/Hindia Timur yang memiliki monopoli untuk aktivitas perdagangan di Asia, yang didirikan pada tanggal 20 Maret 1602. Perusahaan ini dianggap sebagai perusahaan multinasional pertama di dunia sekaligus merupakan perusahaan pertama yang mengeluarkan sistem pembagian saham.



Orang Indonesia VOC memiliki sebutan populer Kompeni atau Kumpeni. Istilah ini diambil dari kata compagnie dalam nama lengkap perusahaan tersebut dalam bahasa Belanda. Tetapi rakyat Indonesia lebih mengenal Kompeni sebagai tentara Belanda karena penindasannya dan pemerasan kepada rakyat Indonesia yang sama seperti tentara Belanda. 

Latar belakang berdirinya VOC

 
Bangsa Barat datang ke Indonesia dengan awal yang baik dan mulai membentuk kongsi dagang. Dengan berjalannya waktu, kongsi dagang di Nusantara semakin banyak hingga menimbul persaingan antara kongsi dagang satu dengan lainnya dan juga persaingan antar negara Eropa. Persaingan tersebut semakin ketat hingga tidak mengenal kongsi sesama bangsa. Hal ini menyebabkan kerugian terhadap pemerintah Belanda karena para pedagang Belanda juga saling berseteru. 

Pada tahun 1598 pemerintah dan Parlemen Belanda (Staten Generaal) khususnya Johan van Oldenbarneveldt mengusulkan untuk membentuk kongsi dagang yang lebih besar dengan membentuk perusahaan dagang, seperti yang telah dilakukan oleh Inggris (EIC) dan Perancis (French East India Company pada tahun 1604).
                                            

                                             
Usulan tersebut mendapat sambutan yang baik bagi para pedagang Belanda, pada tanggal 20 Maret 1602 didirikanlah kongsi dagang Persekutuan Perusahaan Hindia Timur atau lebih dikenal VOC (Vereenidge Oostindische Compagnie). 
 



Sejarah Terbentuknya VOC 
                                    
Pelayaran yang dilakukan bangsa Eropa ke negara-negara di Asia Timur dan Tenggara pada awal untuk berdagang. Saat berlabuh di Asia Tenggara khususnya Indonesia dengan melihat hasil alam dan rempah-rempah yang melimpah bangsa Belanda kemudian membuat misi dagang dengan cara politik pemukiman (kolonisasi). Politik permukiman dilakukan Belanda di kerajaan-kerajaan Jawa, Sumatera dan Maluku. 

Selama abad ke 16 perdagangan rempah-rempah didominasi oleh Portugis dengan menggunakan Lisbon sebagai pelabuhan utama. Sebelum revolusi di negeri Belanda. Tahun 1591 Portugis melakukan kerja sama dengan Jerman, Spanyol dan Italia menggunakan Hamburg sebagai pelabuhan utama sebagai tempat untuk mendistribusikan barang-barang dari Asia, memindah jalur perdagangan menjadi tidak melewati Belanda. Namun ternyata perdagangan yang dilakukan Portugis tidak efisien dan tidak mampu menyuplai permintaan yang terus meninggi, terutama lada. Suplai yang tidak lancar menyebabkan harga lada meroket pada saat itu. Selain itu Unifikasi Portugal dan Kerajaan Spanyol (yang sedang dalam keadaan perang dengan Belanda pada saat itu) pada tahun 1580, menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi Belanda. ketiga faktor tersebutlah yang mendorong Belanda memasuki perdagangan rempah-rempah interkontinental. Akhirnya Jan Huyghen van Linschoten dan Cornelis de Houtman menemukan "jalur rahasia" pelayaran Portugis, yang membawa pelayaran pertama Cornelis de Houtman ke Banten, pelabuhan utama di Jawa pada tahun 1595-1597. 

Kontak pertama Indonesia dengan Belanda dimulai pada tahun 1596, saat 4 kapal belanda melakun ekspedisi menuju Indonesia. Ekspedisi Belanda yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman saat berlabuh di Banten mendapat perseteruan dari Portugis dan peduduk lokal. Belanda kemudian melanjutkan pelayaran ke arah timur melalui pantai utara Jawa, Belanda diserang penduduk lokal di sedayu yang mengakibatkan 12 awak meninggal. Setelah kehilangan banyak awak, akhirnya Belanda kembali ke negerinya dengan membawa rempah-rempah yang cukup banyak sebagai keuntungan. 

Pada 20 Maret 1602, para pedagang Belanda mendirikan Verenigde Oost-Indische Compagnie - VOC (Perkumpulan Dagang India Timur). Pada saat itu terjadi persaingan sengit antara negara-negara Eropa Portugis, Spanyol kemudian juga Inggris, Perancis dan Belanda, untuk memperebutkan hegemoni perdagangan di Asia Timur. Untuk menghadapai masalah ini, oleh Staaten Generaal di Belanda, VOC diberi wewenang memiliki tentara yang harus mereka biayai sendiri. Selain itu, VOC juga mempunyai hak, atas nama Pemerintah Belanda yang waktu itu masih berbentuk republik, untuk membuat perjanjian kenegaraan dan menyatakan perang terhadap suatu negara. Wewenang ini yang mengakibatkan, bahwa suatu perkumpulan dagang seperti VOC, dapat bertindak seperti layaknya satu negara. 

Tahun 1603 VOC memperoleh izin di Banten untuk mendirikan kantor perwakilan, dan pada 1610 Pieter Both diangkat menjadi Gubernur Jenderal VOC pertama (1610-1614), namun ia memilih Jayakarta sebagai basis administrasi VOC. Sementara itu, Frederik de Houtman menjadi Gubernur VOC di Ambon (1605 - 1611) dan setelah itu menjadi Gubernur untuk Maluku (1621 - 1623).


 Dampak VOC Bagi Bangsa Indonesia
  • Kekuasaan raja menjadi berkurang atau bahkan didominasi secara keseluruhan oleh VOC.
  • Wilayah kerajaan terpecah-belah dengan melahirkan kerajaan dan penguasa baru di bawah kendali VOC.
  • Hak oktroi (istimewa) VOC, membuat masyarakat Indonesia menjadi miskin, dan menderita.
  • Rakyat Indonesia mengenal ekonomi uang, mengenal sistem pertahanan benteng, etika perjanjian, dan prajurit bersenjata modern (senjata api, meriam).
  • Pelayaran Hongi, dapat dikatakan sebagai suatu perampasan, perampokan, perbudakan, dan pembunuhan.
  • Hak ekstirpasi bagi rakyat merupakan ancaman matinya suatu harapan atau sumber penghasilan yang bisa berlebih.