Monday, December 25, 2017

Ceramah Ya'juj dan Ma'juj

December 25, 2017 0

Ya’juj dan Ma’juj


Assalamualaikum Wr. Wb.

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Segala puji bagi Allah SWT. , Tuhan semesta alam, karena dengan karunianya kita dapat berkumpul ditempat yang insyaallah di berkahi ini. Salawat serta salam tidak lupa kita panjatkan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW. , yang telah membawa kita dari kegelapan menuju zaman yang terang benderang ini.


Kemunculan sebuah bangsa yang akan menciptakan kekacauan serta kerusakan di muka bumi telah ditakdirkan Allah subhanahuwata’ala sebagai salah satu penanda kiamat besar. Siapakah dan bagaimanakah mereka?

Di dalam beberapa hadits tentang tanda-tanda hari kiamat kubra, disebutkan ada sepuluh tanda hari kiamat. Di antaranya adalah keluarnya Ya`juj wa Ma`juj. Berita tentang keluarnya Ya`juj wa Ma`juj bukan hanya mutawatir, bahkan disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-Anbiya’ ayat 96-97:

"Hingga apabila dibukakan (dinding) Ya’juj dan Ma’juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Dan telah dekatlah datangnya janji yang benar (hari berbangkit), maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (Mereka berkata): “Aduhai, celakalah kami, sesungguhnya kami dalam kelalaian tentang ini, bahkan kami adalah orang-orang yang dzalim.”
 Ibnu Katsir rahimahullahu menerangkan: mereka adalah dari keturunan Adam ‘alaihissalam dari keturunan Nabi Nuh ‘alaihissalam, dari anak keturunan Yafits yakni nenek moyang bangsa Turki yang terisolir oleh benteng tinggi yang dibangun oleh Dzulqarnain.

Sedangkan makna “min kulli hadabin yansilun” diterangkan oleh Ibnu Katsir ahimahullahu: yakni turun dari tempat-tempat yang tinggi dengan cepat dengan membuat kerusakan.

Demikian pula disebutkan dalam surat Al-Kahfi ayat 94:

“Wahai Dzulqarnain, sesungguhnya Ya`juj wa Ma`juj merusak di muka bumi, kami akan siapkan imbalan yang besar agar kiranya engkau membuatkan benteng antara kami dengan mereka.”

Adapun kalimat yang menunjukkan bahwa runtuhnya benteng Dzulqarnain dan keluarnya Ya`juj wa Ma`juj sebagai tanda dekatnya hari kiamat adalah ucapan Allah subhanahuwata’ala pada ayat ke-98: “Ini adalah rahmat dari Rabbku…..” Ibnu Katsir rahimahullahu menyatakan: “Ini adalah dalil yang menunjukkan bahwa mereka tidak akan bisa melubanginya sedikitpun…” Sedangkan makna “Jika datang janji Rabbku” adalah: Jika telah dekat hari kiamat, Allah subhanahuwata’ala akan runtuhkan benteng tersebut. Demikian dikatakan oleh Ibnu Katsir rahimahullahu.

Ya`juj wa Ma`juj dari keturunan Adam ‘alaihissalam


Ya’juj wa Ma’juj adalah dari jenis manusia keturunan Adam. Tidak seperti yang digambarkan oleh sebagian orang bahwa mereka bukanlah dari keturunan manusia. Hanya saja mereka adalah orang-orang yang merusak serta memiliki sifat dan perangai yang Allah subhanahuwata’ala takdirkan kepada mereka tidak seperti manusia pada umumnya.

Dalil yang menunjukkan bahwa mereka dari jenis manusia keturunan Adam ‘alaihissalam adalah apa yang diriwayatkan dalam Shahih Bukhari dalam Kitabul Anbiya’ bab Qishah Ya’juj wa Ma’juj, dari Abu Sa’id Al-Khudri

Radhiyallahu’anhu, bahwa Nabi Sallallahu’alaihiwassallam bersabda:

ن أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِي اللَّهم عَنْهم عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى ا عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَقُولُ ا تَعَالَى يَا آدَمُ فَيَقُولُ لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ فِي يَدَيْكَ فَيَقُولُ أَخْرِجْ بَعْثَ النَّارِ قَالَ وَمَا بَعْثُ النَّارِ قَالَ مِنْ كُلِّ أَلْفٍ تِسْعَ مِائَةٍ وَتِسْعَةً وَتِسْعِينَ فَعِنْدَهُ يَشِيبُ الصَّغِيرُ ) وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَى وَمَا هُمْ بِسُكَارَى وَلَكِنَّ عَذَابَ ا شَدِيدٌ ( قَالُوا يَا رَسُولَ ا وَأَيُّنَا ذَلِكَ الْوَاحِدُ قَالَ أَبْشِرُوا فَإِنَّ مِنْكُمْ رَجُلًا وَمِنْ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ أَلْفًا

Allah subhanahuwata’ala berfirman kepada Adam: “Wahai Adam.” Maka Adam menjawab: “Labbaika wa sa’daika wal khairu fi yadaika (Aku sambut panggilan-Mu dengan senang hati dan kebaikan semuanya di tangan-Mu).” Kemudian Allah subhanahuwata’ala berfirman: “Keluarkan pasukan penghuni neraka.” Maka Adam bertanya: “Apa itu pasukan penghuni neraka?” Allah subhanahuwata’ala berfirman: “Mereka dari setiap seribu orang, sembilan ratus Sembilan puluh sembilan orang!” Maka ketika itu anak kecil menjadi beruban, setiap yang hamil melahirkan apa yang dikandungnya, dan kamu lihat orang-orang seakan-akan mabuk padahal mereka tidak mabuk, tetapi karena adzab Allah subhanahuwata’ala  yang sangat keras. Kemudian para sahabat bertanya: “Siapa yang satu itu, wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab: “Bergembiralah sesungguhnya penghuni neraka itu dari kalian satu dan dari Ya’juj wa Ma’juj seribu.” (HR. Al-Bukhari dengan Fathul Bari, juz 6 hal.382)

Dari hadits di atas kita dapatkan beberapa faedah:

Pertama: Ya’juj wa Ma’juj adalah calon penghuni neraka.
Kedua: jumlah Ya’juj wa Ma’juj sangat besar.
Ketiga: bahwa Ya’juj wa Ma’juj dari jenis manusia keturunan Adam.

Sifat-sifat Ya’juj wa Ma’juj


Walaupun mereka dari jenis manusia keturunan Adam, namun mereka memiliki sifat khas yang berbeda dari manusia biasa. Ciri utama mereka adalah perusak dan jumlah mereka yang sangat besar sehingga ketika mereka turun dari gunung seakanakan air bah yang mengalir, tidak pandai berbicara dan tidak fasih, bermata kecil (sipit), berhidung kecil, lebar mukanya, merah warna kulitnya seakan-akan wajahnya seperti perisai dan lain-lain. Disebutkan dalam riwayat Al-Imam Ahmad rahimahullahu, dari Ibnu Harmalah, dari bibinya, dia berkata:

وَهُوَ عَاصِبٌ إِصْبَعَهُ مِنْ n خَطَبَ رَسُولُ ا لَدْغَةِ عَقْرَبٍ فَقَالَ: إِنَّكُمْ تَقُولُونَ لَا عَدُوَّ وَإِنَّكُمْ لَا تَزَالُونَ تُقَاتِلُونَ عَدُوًّا حَتَّى يَأْتِيَ يَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ عِرَاضُ الْوُجُوهِ صِغَارُ الْعُيُونِ شُهْبُ الشِّعَافِ مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ كَأَنَّ وُجُوهَهُمُ الْمَجَانُّ الْمُطْرَقَةُ

Rasulullah sallallahu’alaihi wassallam berkhutbah dalam keadaan jarinya tersengat kalajengking. Beliau bersabda: “Kalian mengatakan tidak ada musuh. Padahal sesungguhnya kalian akan terus memerangi musuh sampai datangnya Ya’juj wa Ma’juj, lebar mukanya, kecil (sipit) matanya, dan ada warna putih di rambut atas. Mereka mengalir dari tempat-tempat yang tinggi, seakan-akan wajah-wajah mereka seperti perisai.” (HR. Ahmad)

Ya`juj dan Ma`juj Sudah Ada Sekarang

Ya`juj dan Ma`juj sudah ada dan terus dalam keadaan turun-temurun (beranak pinak), tidak meninggal satu orang dari mereka, kecuali lahir seribu orang lebih. Sebagaimana disebutkan dalam riwayat Abdullah bin ‘Amr radhiallahuanhu yang diriwayatkan Al-Hakim rahimahullahu dalam Mustadrak-nya.

Namun Alhamdulillah Allah subhanahuwata’ala telah bentengi mereka dari kita, yaitu dengan sebab menakdirkan munculnya Dzulqarnain yang dengan kemampuannya membuat benteng yang terbuat dari besi dan tembaga. Allah subhanahuwata’ala berfirman:  “Kemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain lagi). Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan keduanya, suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. Mereka berkata:

‘Hai Dzulqarnain, sesungguhnya Ya`juj dan Ma`juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan suatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?’ Dzulqarnain berkata: ‘Apa yang telah dikuasakan oleh Rabbku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka, berilah aku potongan-potongan besi.’ Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulqarnain: ‘Tiuplah (api itu).’ Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata: ‘Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar kutuangkan ke atas besi panas itu.’ Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melubanginya. Dzulqarnain berkata: ‘Ini (dinding) adalah rahmat dari Rabbku, maka apabila sudah datang janji Rabb-ku Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Rabbku itu adalah benar’.” (Al-Kahfi:92-98)

Kesombongan Ya’juj dan Ma’juj


Ya`juj dan Ma`juj ketika keluar tidaklah melewati sesuatu kecuali dirusaknya. Tidaklah melewati danau kecuali meminumnya hingga habis. Tidaklah mendapati manusia kecuali dibunuhnya sampai ketika mereka merasa menang membantai seluruh penduduk bumi, dia menantang penduduk langit. Inilah kesombongan yang luar biasa dari Ya`juj wa Ma`juj.

ثُمَّ يَسِيرُونَ حَتَّى يَنْتَهُوا إِلَى جَبَلِ الْخُمَرِ وَهُوَ جَبَلُ بَيْتِ الْمَقْدِسِ فَيَقُولُونَ: لَقَدْ قَتَلْنَا مَنْ فِي الْأَرْضِ هَلُمَّ فَلْنَقْتُلْ مَنْ فِي السَّمَاءِ. فَيَرْمُونَ بِنُشَّابِهِمْ إِلَى السَّمَاءِ فَيَرُدُّ اللهُ عَلَيْهِمْ نُشَّابَهُمْ مَخْضُوبَةً دَمًا

“Kemudian mereka berjalan dan berakhir di gunung Khumar, yaitu salah satu gunung di Baitul Maqdis. Kemudian mereka berkata: “Kita telah membantai penduduk bumi, mari kita membantai penduduk langit.” Maka mereka melemparkan panah-panah dan tombak-tombak mereka ke langit. Maka Allah subhanahuwata’ala kembalikan panah dan tombak-tombak mereka dalam keadaan berlumuran darah.” (HR. Muslim dalam kitab Al-Fitan wa Asyrathus Sa’ah)

Yakni mereka mengira bahwa darah tersebut bukti kemenangan mereka melawan penduduk langit. Maka Allah subanauwata’ala binasakan seluruhnya pada saat puncak kesombongan mereka dalam waktu yang hampir bersamaan.

Binasanya Ya’juj dan Ma’juj dengan doa Nabi Isa ‘alaihissallam

Diriwayatkan dari An-Nawwas Ibni Sam’an dalam hadits yang panjang. Di antaranya sebagai berikut:

إِذْ أَوْحَى اللهُ إِلَى عِيسَى إِنِّي قَدْ أَخْرَجْتُ عِبَادًا لِي لَا يَدَانِ لِأَحَدٍ بِقِتَالِهِمْ فَحَرِّزْ عِبَادِي إِلَى الطُّورِ وَيَبْعَثُ اللهُ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ وَهُمْ مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ فَيَمُرُّ أَوَائِلُهُمْ عَلَى بُحَيْرَةِ طَبَرِيَّةَ فَيَشْرَبُونَ مَا فِيهَا وَيَمُرُّ آخِرُهُمْ فَيَقُولُونَ لَقَدْ كَانَ بِهَذِهِ مَرَّةً مَاءٌ وَيُحْصَرُ نَبِيُّ اللهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ حَتَّى يَكُونَ رَأْسُ الثَّوْرِ لِأَحَدِهِمْ خَيْرًا مِنْ مِائَةِ دِينَارٍ لِأَحَدِكُمُ الْيَوْمَ فَيَرْغَبُ نَبِيُّ اللهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ فَيُرْسِلُ اللهُ عَلَيْهِمُ النَّغَفَ فِي رِقَابِهِمْ فَيُصْبِحُونَ فَرْسَى كَمَوْتِ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ ثُمَّ يَهْبِطُ نَبِيُّ اللهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ إِلَى الْأَرْضِ فَلَا يَجِدُونَ فِي الْأَرْضِ مَوْضِعَ شِبْرٍ إِلَّا مَلَأَهُ زَهَمُهُمْ وَنَتْنُهُمْ فَيَرْغَبُ نَبِيُّ اللهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ إِلَى اللهِ فَيُرْسِلُ اللهُ طَيْرًا كَأَعْنَاقِ الْبُخْتِ فَتَحْمِلُهُمْ فَتَطْرَحُهُمْ حَيْثُ شَاءَ اللهُ ثُمَّ يُرْسِلُ اللهُ مَطَرًا لَا يَكُنُّ مِنْهُ بَيْتُ مَدَرٍ وَلَا وَبَرٍ فَيَغْسِلُ الْأَرْضَ حَتَّى يَتْرُكَهَا كَالزَّلَفَةِ ثُمَّ يُقَالُ لِلْأَرْضِ أَنْبِتِي ثَمَرَتَكِ وَرُدِّي بَرَكَتَكِ…

Ketika Allah subhanahuwata’ala mewahyukan kepada Isa ‘alaihissalam: Sesungguhnya aku mengeluarkan hamba-hamba-Ku yang tidak ada kemampuan bagi seorang pun untuk memeranginya. Maka biarkanlah mereka hamba-hamba-Ku menuju Thuur. Lalu Allah subhanahuwata’ala keluarkan Ya’juj wa Ma’juj dan mereka mengalir dari tiap-tiap tempat yang tinggi. Kemudian mereka melewati danau Thabariyah1, dan meminum seluruh air yang ada padanya. Hingga ketika barisan paling belakang mereka sampai di danau tersebut mereka berkata: “Sungguh dahulu di sini masih ada airnya.” Ketika itu terkepunglah Nabiyullah Isa ‘alaihissallam dan para sahabatnya.

Hingga kepala sapi ketika itu lebih berharga untuk mereka daripada seratus dinar kalian sekarang ini. Maka Isa dan para sahabatnya berharap kepada Allah subhanahuwata’ala. Maka Allah subhanahuwata’ala pun mengirim sejenis ulat yang muncul di leher mereka. Maka pagi harinya mereka seluruhnya binasa menjadi bangkai-bangkai dalam waktu yang hampir bersamaan. Kemudian turunlah (dari gunung Thuur) Nabiyullah Isa dan para sahabatnya, maka tidak didapati satu jengkal pun tempat kecuali dipenuhi oleh bangkai dan bau busuk mereka. Maka Nabi Isa ‘alaihissallam pun berharap (berdoa) kepada Allah subhanahuwata’ala. Maka Allah subhanahuwata’ala mengirimkan burung-burung yang lehernya seperti unta, membawa bangkai-bangkai mereka dan kemudian dilemparkan di tempat yang Allah subhanahuwata’ala kehendaki2. Kemudian Allah kirimkan hujan yang tidak menyisakan satu pun rumah maupun kemah, lalu membasahi bumi hingga menjadi licin. Kemudian dikatakan kepada bumi itu: ‘Tumbuhkanlah buahbuahanmu dan kembalilah berkahmu.” (HR. Muslim)

Wajib Beriman dengan berita Ya`juj wa Ma`juj


Berita tentang Ya`juj wa Ma`juj adalah berita dari Allah subhanahuwata’ala dan Rasul-Nya, sehingga seorang muslim yang beriman wajib menerimanya. Bukankah ciri-ciri orang yang bertakwa adalah beriman kepada hal ghaib yang dikabarkan oleh Allah subhanahuwata’ala dan Rasul-Nya? Dan termasuk hal yang ghaib adalah apa yang akan terjadi pada akhir zaman, termasuk berita akan keluarnya Ya`juj wa Ma`juj? Namun sebagian kaum muslimin, khususnya kaum Mu’tazilah dan para rasionalis atau orang-orang yang terpengaruh oleh mereka, menolak berita-berita hadits yang -menurut anggapan mereka- tidak masuk akal. Mereka menganggap hadits-hadits tersebut hanya akan membuat orang lari dari Islam. Ketika mereka mendengarkan hadits-hadits tentang diangkatnya Nabi Isa ‘alaihissallam dalam keadaan hidup, akan turunnya beliau pada akhir zaman, berita tentang Dajjal – yang sudah ada wujudnya dalam keadaan terbelenggu- atau tentang Ya`juj wa Ma`juj yang masih beranak-pinak dan terus menerus berupaya untuk keluar dari benteng yang dibuat oleh Dzulqarnain, dan lain-lainnya. Mereka benar-benar gelisah, panas dadanya seraya berkata: “Untuk apa hadits-hadits seperti ini disampaikan. Hadits-hadits ini akan menjadikan manusia semakin jauh dari Islam.” Mereka melontarkan olok-olok, celaan, dan berbagai macam ucapan penolakan terhadap hadits-hadits tersebut. Keadaan mereka ini persis seperti yang dikatakan oleh para ulama tentang ahlul bid’ah:

Ahmad bin Sinan Al-Qaththan rahimahullahu berkata: ”Tidak ada di dunia ini seorang mubtadi’ (ahli bid’ah) pun kecuali akan membenci ahlil hadits. Jika seseorang mengada-adakan kebid’ahan niscaya akan dicabut kelezatan hadits dari hatinya.” (Aqidatussalaf wa Ashhabul Hadits hal. 300)

Abu Nashr bin Sallam Al-Faqih rahimahullahu berkata: “Tidak ada sesuatu yang lebih berat dan lebih dibenci bagi orang-orang mulhid (sesat) daripada mendengarkan hadits dengan riwayat dan sanadnya.” (AqidatusSalaf Ashhabil Hadits hal. 302)

Monday, December 18, 2017

Takdir Qada dan Qadar

December 18, 2017 0

 Takdir-Qada dan Qadar



Bismillahirrahmanirrahim alhamdulillahi rabbil ‘alamin wa sholatu wassalamu ‘ala asyrafil anbiya’i wal mursalin sayyidina wamaulana Muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’iin, amma ba’du.
Kita mendengar suara keluhan seseorang bahwa saya sudah beribadah dengan sungguh-sungguh shalat, puasa, tapi tetap saja saya miskin, fakir, dan tidak memiliki apa-apa seperti halnya orang lain. Ah … mungkin inilah yang sudah ditakdirkan oleh Allah untuk saya. Dan mungkin Allah memang sudah menetapkan nasibku seperti ini.
Sebagaimana yang kita ketahui bersama, mempercayai qada dan qadar adalah rukun iman yang ke enam atau yang paling terakhir, hukumnya wajib dipercayai, diyakini dan diamalkan dengan sebenar-benarnya.
Namun qada dan qadar ini mendatangkan dua efek, kesan, dan pengaruh yang saling kontradiktif apabila seseorang tidak memahami dengan betul akan makna takdir ilahi. Kedua kesan ini adalah:

1) Kesan yang pertama, ummat Islam tidak pernah akan merasakan stress dalam hidup. hidupnya senantiasa dalam keadaan nyaman dan tenteram, serta terhindar dari sifat sifat mazmumah seperti, iri hati, dengki. Dan meskipun dia hidup dalam suasana persaingan, maka ia akan menjalani persaingan dengan cara yang sehat, sebab dalam hatinya segala apa yang menimpa dirinya sama halnya ia baik ataupun buruk, tetap akan diserahkan kepada Allah. Ini adalah kesan yang positif dari pada qada dan qadar.

2) Kesan yang kedua adalah, seseorang boleh saja dengan alasan takdir, ia akan mengatakan tidak usah berusaha bersusah payah, toh semuanya sudah ditentukan oleh Allah yang Maha Kuasa. Tidak perlu belajar dan tidak perlu bekerja keras. Ini tentunya kesan yang negative pada diri seorang mu’min. kemungkinan inilah yang membuatkan Nabi melarang para sahabat untuk mendalami masalah takdir, beliau berkata:
 “Jika sahabatku menyebut perkara takdir, maka hentikanlah mereka (membahas takdir)”

Ada dua hal yang perlu kita bicarakan mengenai takdir Allah, yaitu:

Pertama: Takdir merupakan rahasia Allah.

Oleh karena itu tak satupun manusia dalam dunia ini yang mampu mengetahui jangka nyawanya atau ajal kematiannya, di mana akan mati? (di kampung sendiri ataukah di luar kampung, di negara sendiri ataukah di luar negara), tatkala mati dalam keadaan apa?

Apakah kematiannya disebabkan oleh karena sakit, kecelakaan, atau mati biasa. Begitu juga halnya dengan rezki yang diperoleh, berapa banyak jumlahnya?. Bahkan Rasulullah Saw tidak sanggup menembusi hal-hal ghaib tersebut termasuk takdir ilahi. Disebutkan di dalam al-Qur’an:
“Kalakanlah:”Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku ini malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang telah diwahyukan kepadaku. Katakanlah:”Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat”. Maka apakah kamu tidak memikirkan(nya)”.

Kerahasiaan ini ditegaskan dalam firman Allah yang artinya:
“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang ada di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melaimkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).”

Dalam masalah ajal kematian, Allah telah menegaskan dalam firmanNya:
 “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim.Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok.Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.

Kedua: Perubahan Takdir.

Kalau saya katakan bahwa takdir boleh berubah, kemungkinan besar banyak yang tidak setuju dan merasa heran dan bertanya “kok takdir boleh berubah?” bukankah dalam riwayat penciptaan manusia, bahwa ketika masih dalam rahim ibu, tatkala usia kandungan telah mencapai umur 40 hari, Malaikat diperintahkan oleh Allah untuk menulis catatan. Di antaranya adalah mengenai ajal, rezeqi dan kehidupan baik dan buruk. Bukankah ini takdir Allah yang sudah ditetapkan dan akan di bawa dalam kehidupan seseorang sesuai dengan ketentuan-ketentuan tersebut?.
Untuk menjawab pertanyaan ini, ada baiknya kalau saya uraikan definisi Qada dan Qadar.
Qada bermaksud pelaksanaan, hasil, buah (realisasi), Adapun qadar bermaksud sukatan (anggaran). Namun dalam bahasa melayu kedua-duanya digabungkan menjadi satu yaitu istilah TAKDIR. Kemudian Takdir tersebut terbagi kepada dua bagian iaitu: Qada Mubram dan Qada Mu’allaq.


1) Qada Mubram: Adalah ketentuan Allah Taala yang pasti berlaku. Semua manusia pasti akan menghadapinya, ingin atau tidak, mahu atau tidak mahu, senang ataupun tidak, setiap orang pasti akan menjumpainya, sebab hal tersebut tidak dapat dihalang oleh sesuatu apa pun. Sebagai contohnya adalah perkara kematian. Sebagaimana yang difirmankan oleh Allah:
 “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan”.

Jadi masalah kematian merupakan perkara yang pasti dihadapi oleh setiap manusia. Karena ia merupakan suatu kepastian maka dinamakan sebagai Qada Mubram. Oleh karena itu Allah tegaskan jenis Qada ini dalam surah ar-Ra’ad, ayat: 11:
 “Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”.

Rasulpun pernah bersabdah tentang jenis Qada ini:
“Sesungguhnya Tuhanku berkata padaku: Wahai Muhammad! Sesungguhnya Aku kalau sudah menentukan sesuatu maka tiada seorangpun yang sanggup menolaknya”.

2) Qada Mu’allaq: Adalah takdir yang digantung atau bersyarat, dalam artian ketentuan tersebut boleh berlaku dan terjadi, dan boleh juga tidak terjadi pada diri seseorang, bahkan ia bergantung kepada usaha manusia itu sendiri, Qada ini yang telah disampaikan oleh Allah kepada Malaikat dan disimpan olehnya, jenis Qada ini telah ditegaskan oleh Allah ta’ala:
 “Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”.

Ayat ini dengan tegas menyatakan bahwa seseorang mampu merubah nasib dengan usaha sendiri, dan dengan izin Allah Swt. Oleh karena itu agama memberikan dua syarat utama untuk mengubah takdir, yaitu dengan cara memperbanyak doa dan menyambung silaturrahim.

Dalam kaitannya dengan perubahan umur manusia, para ulama berselisih faham tentang bolehkan berubah atau tidak?, bolehkan dipanjangkan atau dikurangkan?. Hal ini disebabkan oleh adanya sumber hukum yang secara zahir dari al-Qur’an yang menyatakan dengan jelas bahwa umur seseorang tidak akan ditambah ataupun dikurangkan, yaitu firman Allah:
“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu (kematian); maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya”.

Di samping ayat tersebut, terdapat juga hadits yang secara zahir menjelaskan bahwa doa dan silaturrahim dapat memanjangkan umur seseorang, dan mampu melapangkan rezqinya. Hadits tesebut adalah
 “Tidak ada yang mampu menolak takdir Allah kecuali doa”.
Oleh karena itu, doa’ dalam Islam sangat digalakkan dan Allah menjanjikan akan menerima doa seseorang mukmin yang betul-betul mengharap diterima doanya, firman Allah:
 “Dan Tuhanmu berfirman, “Berdo`alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu..” (QS Al-Mu’min 60).
Ayat ini dapat dipahami lebih mendalam bahwa doa disyariatkan dalam Islam pada dasarnya untuk merubah nasib seseorang, sebab apalah gunanya seseoarang berdoa kalau ia tidak mengharap perubahan dari Allah. Baik perubahan umur dengan dipanjangkan umurnya, atau mengharap rezki dengan meminta ditambahkan rezkinya.
“Siapa saja yang ingin dimudahkan rezqinya, dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah menyambung silaturrahim”.
Kalau dicermati dan direnungkan, memang Allah dalam kenyataan ayat 34 pada surah al-A’raf di atas tidak akan merubah ajal seseorang, tapi perlu diketahui takdir yang dibagi kepada setiap insan itu bukan hanya satu takdir, melainkan ada beberapa takdir.
Contohnya, Allah menentukan ajal si fulan untuk hidup selama 60 tahun, di samping itu juga Allah bagi takdir lain untuk hidup sampai 70 tahun lamanya. Dalam artian sesuai dengan hadis di atas kalau si fulan menyambung silaturrahmi maka takdir kedua akan ia capai, tapi kalau tidak maka ia akan dibagi takdir yang pertama, yaitu akan hidup hanya sampai 60 tahun saja.

Pendapat ini telah ditegaskan oleh Ibnu Qutaibah dalam kitabnya “Ta’wil Mukhtalaf al-Hadits”, beliau menjelaskan bahwa “Ta’jil” memiliki dua makna: pertama: Kehidupan yang lapang, kemudahan rezqi dan sehat jasmani. Kedua: Penambahan umur, di mana Allah Swt mentakdirkan seseorang dengan dua takdir umur, yaitu 100 dan 80, jika seseorang menyambung silaturrahim maka ia akan mencapai 100 tahun umurnya, namun jika tidak maka ia hanya akan dapat umur 80 tahun.

Hal serupa dinyatakan oleh Ibnu Hajar dalam kitab “Fathu al-Baari”, beliau menerangkan bahwa sesungguhnya hadits dan ayat “Ta’jil” boleh digabungkan bersama, yaitu dengan memahaminya kepada dua bahagian. Yang pertama: Maksud penambahan adalah Allah menambahkan keberkatan hidup bagi seorang mu’min yang menjalin silaturrahim. Yang kedua: Hakikatnya adalah penambahan umur, di mana seseorang yang menjalin dan menyambung silaturrahim akan ditambahkan umurnya secara angka.
Beliaupun memberikan contoh umur, misalnya, umur seseorang ditentukan Allah antara enam puluh tahun dan seratus tahun, takdir pertama (enam puluh tahun) dinamakan sebagai Qadha Mubram, sementara umur seratus tahun adalah Qadha Mu’allaq. Namun penambahan di sini adalah sesuai dengan ilmu Malaikat dan pengetahuannya, bukan ilmu Allah. Dalam hal ini Ibnu Hajar memilih penafsiran pertama yaitu menerjemahkan penambahan umur sebagai bentuk keberkatan hidup.

Pada permasalahan lain, misalnya penyakit, dalam satu riwayat disebutkan bahwa, penyakit dan obat merupakan takdir ilahi.
 “Ya Rasulallah bagaimana pandangan engkau terhadap Ruqyah-ruqyah yang kami gunakan untuk jampi, obat-obatan yang kami gunakan untuk mengobati penyakit, perlindungan-perlindungan yang kami gunakan untuk menghindari dari sesuatu, apakah itu semua bisa menolak takdir ALLAH ?Jawab Rasulullah saw : Semua itu adalah (juga) takdir ALLAH”.
Satu riwayat juga disebutkan bahwa tatkala Umar bin Khattab dan rombongannya melakukan perjalanan ke suatu tempat di Syiria, dan beliau tiba-tiba dikabarkan bahwa tempat yang dituju sedang dilanda penyakit wabak, (penyakit menular), kemudian Umar bermusyawarah dengan rombongan untuk mencari jalan keluar (way out ), lantas Umar dan rombongan sepakat untuk membatalkan perjalanan tersebut dan kembali ke Madinah, kemudian salah seorang sahabat yang bernama Abu Ubaidah tiba-tiba memprotes keputusan Umar yang tidak ingin melanjutkan perjalanan.

Abu Ubaidah bin al-jarrah berkata““Apakah kita hendak lari menghindari taqdir Allah?” Umar menjawab: “Benar, kita menghindari suatu taqdir Allah dan menuju taqdir Allah yang lain”.
Hadits ini memberikan gambaran jelas bahwa takdir itu bukan hanya satu melainkan berbilang.
Untuk mengakhiri bahasan ini saya sebutkan suatu kisah, di mana pada suatu hari malaikat Izra`il, malaikat pencabut nyawa, memberi kabar kepada Nabi Daud a.s., bahwa si Fulan minggu depan akan dicabut nyawanya. Namun ternyata setelah sampai satu minggu nyawa si Fulan belum juga mati, sehinggalah Nabi Daud bertanya, mengapa si Fulan belum mati-mati juga, sementara engkau katakan minggu lepas bahwa minggu depan kamu akan mencabut nyawanya..
Izra`il menjawab, “ya betul saya berjanji akan mencabut nyawanya, tapi ketika sampai masa pencabutan nyawa, Allah memberi perintah kepadaku untuk menangguhkannya dan membiarkan ia hidup lagi untuk 20 tahun mendatang, Nabi Daud bertanya, mengapa demikian?, Jawab Izra`il: orang tersebut sangat aktif menyambung silaturrahim sesama saudaranya. Karena itu Allah memberikan tambahan umur selama 20 tahun kepadanya.

Jadi sebagai kesimpulan, semua peristiwa, kejadian dan keadaan yang telah dan yang akan kita hadapi, semuanya di dalam pengetahuan dan pengamatan serta kekuasaan Allah, yang tidak terbelenggu, tidak diikat dan tidak dibatasi oleh masa.

Takdir ada yang boleh berubah dan ada yang tidak akan berubah, yang boleh berubah dikenal dengan istilah Qada Mu’allaq, yaitu takdir yang bergantung dan bersayarat, sementara takdir yang tidak akan berubah dinamakan sebagai Qada Mubram, yaitu takdir yang pasti berlaku pada diri seseorang.
Adapun langkah untuk merubah takdir (nasib) yang mu’allaq adalah sebagai berikut:

1) Berusaha, yaitu dengan melakukan aksi terhadap apa saja yang diinginkan terjadi perubahan atasnya.
2) Berdo’a, yaitu memanjatkan harapan kepada Allah terhadap maksud yang diinginkan diqabulkan 
olehNya.
3) Tawakkal, yaitu menunggu keputusan, hasil daripada usaha dan doa yang diminta.

Setelah hal di atas dilakukan, maka kita tinggal menunggu ketentuan Allah yang disebut dengan (takdir). Dan untuk menambahkan keyakinan kita terhadap perubahan takdir mu’allaq, ada baiknya kita renungi bersama ayat di bawah ini: “Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan disisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauh Mahfuzh)”.


Ceramah- Makanan Haram

December 18, 2017 0

Download File

Makanan Haram Penutup Pintu Surga



Alhamdulilahi rabbil ‘alamin, Was sholatu wassalamu ‘ala,Asyrofil ambiyaa iwal mursalin, Sayyidina wa maulana Muhammadin, Wa ‘alaa ‘alihi wa shohbihi ajmain Ama ba’du.

Marilah kita panjatkan puji dan syukur ke haddirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan kesehatan  lahir dan batin kepada kita semua, sehingga kita dapat berkumpul di tempat ini dalam rangka menghambakan diri kepada Allah SWT. Salawat dan salam tidak lupa kita kirimkan kepada junjungan kita nabi Allah Muhammad SAW yang telah mengantarkan umat manusia dari peradaaban hidup yang jahiliyah menuju pada peradaban hidup yang moderen,. Semoga kita semua mendapatkan syafaatnya di hari akhir kelak..Pada kesempatan ini saya akan menyampaikan topik yang berjudul: Makanan Haram Penutup Pintu Surga.
Makan adalah sebuah kegiatan yang menjadi salah satu kebutuhan semua makhluk yang bernyawa. Selain itu, makan juga bisa mendukung semua aktivitas yang akan dilakukan semua oleh makhluk ciptaan-Nya. Tanpa makan tubuh kita akan lemah dan tak bertenaga. Sehingga kita tidak dapat melakukan aktivitas dengan baik.
Seperti yang kita tau, tidak semua makanan di dunia ini bisa di makan. Karena makanan bisa memberikan pengaruh untuk tubuh. Beberapa makanan juga bisa memberi pengaruh buruk yang pada akhirnya bisa akan membuat tubuh kita sakit. Lalu apa yang harus kita lakukan supaya bisa memilih makanan yang tepat untuk tubuh kita?

Allah Swt. telah berfirman :



Artinya : “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Al Baqarah [2:173])
Bangkai adalah setiap hewan yang matinya tidak dengan cara disembelih. Seperti misalnya hewan yang mati karena tercekik, atau juga hewan yang mati akibat diterkam binatang buas. Hewan-hewan seperti ini termasuk bangkai dan haram untuk dimakan. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Maidah ayat 3 berikut ini,  “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala….”
Walaupun begitu, terhadap persoalan bangkai ini terdapat pengecualian, yaitu bangkai ikan dan belalang. Bangkai dari kedua jenis hewan ini halal dan boleh untuk dimakan sebagaimana sabda Nabi saw, “Laut itu airnya suci dan bangkainya halal.” (HR Ahmad) Ibnu Abi Aufa berkata: “Kami berperang bersama Rasulullah saw sebanyak tujuh kali, maka kami makan belalang bersama beliau.” (HR Jamaah kecuali Ibnu Majah)
Darah yang diharamkan untuk dikonsumsi adalah darah yang mengalir, sebagaimana yang ditegaskan dalam surat Al-An’am ayat 145. Allah swt berfirman, “Katakanlah: “Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi—karena sesungguhnya semua itu kotor—atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah….”
Daging babi. Pengharaman terhadap daging babi adalah sangat wajar, mengingat pola hidup babi yang sangat menyukai memakan kotoran. Dan juga terdapatnya cacing pita yang sangat berbahaya yang munculnya disebabkan oleh karena memakan daging babi. Sehingga hal ini dapat membahayakan kemanusiaan.
Kemudian, makanan yang berasal dari hewan yang saat disembelih disebut nama selain Allah atau yang dipersembahkan untuk berhala. Dalam Al-Quran dan Terjemahnya keluaran Depag RI, pada catatan kaki nomor 108 (catatan kaki terhadap ayat 173 dari surat Al-Baqarah) dikatakan bahwa, “Haram juga menurut ayat ini daging yang berasal dari sembelihan yang menyebut nama Allah tetapi disebut pula nama selain Allah.”

Dampak Bagi Orang yang Memakan Makanan Haram

1.      Doa-doanya tidak dikabulkan. Seseorang yang memakan makanan haram doa-doanya tidak didengar dan dikabulkan oleh Allah SWT. Hal ini sejalan dengan hadits Rasulullah SAW berikut ini Rasulullah bersabda, “Seorang lelaki melakukan perjalanan jauh rambutnya kusut, mukanya berdebu menengadahkan kedua tangannya ke langit dan mengatakan, “Wahai Rabbku! Wahai Rabbku! Padahal makanannya haram dan mulutnya disuapkan dengan yang haram maka bagaimanakah akan diterimanya doa itu?” (HR Muslim)
2.      Amalan tidak diterima. Siapapun umat islam yang memakan makanan yang haram maka amal ibadahnya tidak diterima Allah SWT dalam waktu empat puluh hari seperti yang disebutkan dalam hadits berikut ini)
Ibnu Abbas berkata bahwa Sa’ad bin Abi Waqash berkata kepada Nabi Muhammad SAW, “ Ya Rasulullah, doakanlah aku agar menjadi orang yang dikabulkan doa-doanya oleh Allah”. Apa jawaban Rasulullah, “Wahai Sa’ad perbaikilah makananmu (makanlah makanan yang halal) niscaya engkau akan menjadi orang yang selalu dikabulkan doanya. Dan demi jiwaku yang ada di tangan-Nya sungguh jika ada seseorang yang memasukkan makanan haram ke dalam perutnya, maka tidak akan diterima amalnya selama 40 hari dan seorang hamba yang dagingnya tumbuh dari hasil menipu dan riba, maka neraka lebih layak untuknya” (HR. At-Thabrani)

3.      Makanan haram membawa ke nereka. Makanan haram yang dimakan oleh seseorang akan berubah menjadi daging dan daging tersebut dapat membawa seseorang ke neraka sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Rasulullah SAW tentang mereka yang memakan makana haram berikut ini “Tidaklah tumbuh daging dari makanan haram kecuali neraka lebih utama untuknya” (HR. At Tirmidzi)


4.      Mendzalimi diri sendiri. Makanan yang diharamkan oleh Allah SWt mengandung mudharat atau keburukan bisa berdampak buruk bagi kesehatan manusia seperti mengkonsumsi daging babi yang dapat menyebabkan penyakit cacing pita maupun alkohol yang dapat merusak organ hati dan organ tubuh lainnya. Akibat makan makanan haram sangatlah tidak baik dan oleh sebab itu sebagai umat muslim kita harus senantiasa memakan makanan yang halal dan memberikan anak-anak kita makanan dari rezeki yang halal. Semoga bermanfaat.

Literasi Buku Biografi

December 18, 2017 0

LAPORAN PRA MEMBACA

Judul buku : Inspirasi JK
Pengarang : Jusuf Kalla
Penerbit, tahun terbit : Noura Book Publishing, 2013
Jenis buku : Nonfiksi (buku biografi)
Tebal buku :  + 294
PERTANYAAN SEBELUM MEMBACA
Manfaat apa yang diperoleh dari membaca buku ini?
Buku ini lebih diperuntukkan untuk siapa?
Apakah buku ini bisa dibaca oleh semua kalangan?
Kata-kata yang digunakan dalam buku ini menggunakan Bahasa baku/Bahasa sehari-hari?
Apakah inspirasi JK bisa diterapkan di Indonesia?
Apakah inspirasi JK dapat di mengerti oleh semua kalangan?
Kelebihan apa yang dimiliki oleh buku ini?




















LAPORAN HARIAN MEMBACA

Judul buku : Inspirasi JK
Pengarang : Jusuf Kalla
Penerbit, tahun terbit : Noura Book Publishing, 2013
Jenis buku : Nonfiksi (buku biografi)
Tebal buku :  + 294
No.
No. Hari,
Tanggal
Halaman/
Bab yang
dibaca
Informasi Penting
Pertanyaan/
Tanggapan
1.
Sabtu, 21 Oktober 2017
i-ix
Bagian ini berisi tentang informasi buku seperti judul, pengarang, tebal, penerbit, tahun penerbit. Di dalam kata pengantar, buku bisa di baca oleh semua kalangan karena buku ini memuat berbagai macam teori atau pendapat JK mengenai permasalahan yang ada di Indonesia

2.
Sabtu, 21 Oktober 2017
1-7
Jusuf Kalla adalah seorang wakil presiden pada masa periode (2004-2009). Pada masa jabatannya itu ia mengalami banyak masalah yang ia hadapi, seperti kemacetan di Ibu Kota Jakarta. Saat ia menyusuri jalan-jalan padat di Daerah Ibu Kota Jakarta dan sekitarnya, ia melihat kemacetan di kir-kanan jalan. Seorang teman bercerita kepada Jusuf Kalla bahwa setiap hari harus melewati macetnya Jakarta padahal ia sudah berangkat subuh (04.45) dengan mengendarai mobil dan sampai di kantornya pukul 07.45. Teman ini menghabiskan waktu kurang lebih 3 jam di dalam mobil akibat kemacetan di jalan Jakarta. Ketika sampai di rumah hanya tertinggal rasa lelah akibat kemacetan di jalan. Tak kurang dari enam triliun rupiah terbuang percuma per tahun di Jakarta karena warga terhadang macet. Kebijakan 3 in 1 itu tetap penting. Begitu pula pajak progresif untuk mobil, truk, bus, dan seterusnya


3.
Sabtu, 21 Oktober 2017

Setiap gubernur di Jakarta berupaya membangun infrstruktur. Almarhum Ali Sadikin sudah mencita-citakan pembangunan MRT, Fauzi Bowo berhasil mewujudkan busway dan membatalkan pembangunan monorel. Jokowi sedang merealisasikan proyek monorel yang bertahun-tahun tertunda. Monorel adalah pilihan yang cepat dan tepat, monorel tidak perlu mengurani luas jalan seperti busway. Jakarta sedang mengalami banyak masalah seperti kemacetan dan banjir, banyak wacana yang mengatakan bahwa Ibu Kota harus dipindahkan agar kemacetan dan banjir berkurang. Mengatasi masalah kemacetan dan banjir dapat diselesaikan dengan memperbaiki masalah infrastruktur.
.
4
Sabtu, 21 Oktober 2017

Tahun 2010 terjadi ledakan gas terbesar, banyak pihak yang meyalahkan program konversi minyak tanah ke gas Padahal ini merupakan masalah gas keseluruhan sehingga pertamina harus melakukan kualiti control yang lebih ketat. Untuk itu, policy ekonominya harus diperbaiki dengan cara menurunkan disparitas harga, perlu sosialisasi tentang cara pemakaian yang benar, serta prosedur keselamatan jika terjadi kebocoran. Jika terjadi ledakan, Gas elpiji hanya mengakibatkan jendela hancur sedangkan minyak tanah mengakitbatkan apinya menyebar kemana-mana dan menghanguskan satu kampung. Masyarakat harus diajari cara memakain gas yang benar dan polisi harus melakukan pengecekan terhadap gas yang illegal maupun legal.

6
Sabtu, 21 Oktober 2017

Dulu, waktu bom Bali, semua orang mengatakan, “Habislah pariwisata kita. Akan dibutuhkan waktu dua tahun me-recovery Bali.” Yang terjadi adalah dari 6.000 turis turun menjadi 2.000 turis perhari. Kalau selama dua tahun ini terjadi maka dapat mematikan pariwisata kita. Kita harus mengetahui apa saja yang menjadi permasalahan sehingga ke depannya banyak turis yang ingin datang ke Bali. Yang pertama, kita harus memperketat keamanan seperti Institusi Kepolisian/Tentara, yang kedua adalah membuat tim public relation agar perkembangan informasi tentang suatu pariwisata dapat berkembang secara luas.

7
Sabtu, 21 Oktober 2017

Kita bisa menyelesaikan suatu masalah selagi ada kemauan. Namun, tidak mungkin kita menyelesaikan suatu masalah tanpa kemampuan. Jadi, ada dua hal yang menjadi sumber penyakit bangsa ini; birokrasi yang terlalu gemuk dan subsidi terlalu besar. Oleh karena itu, 60 persen APBN kita jatuhnya ke anggaran rutin, lalu 20 persen larinya ke subsidi. Kita harus mengambil timing yang tepat dengan sebuah keberanian. Setiap pemimpin harus lebih tegas dan cermat dalam menangani semua masalah secara serius dan cermat. Jangankan ‘pembiaran’ makin subur sebab kepercayaan rakyat harus dijaga seutuh-utuhnya. Jangan sampai ada rakyat yang ditinggalkan dan tidak diayomi.

8
Sabtu, 21 Oktober 2017

Selama ini kehidupan beragama di Indonesia cukup berjalan lancar dan damai. Akan tetapi setiap negara pasti tetap aka nada masalah dalam beragama ataupun   kepercayaan. Seperti contohnya dalam rumah ibadah, di Eropa dan di Amerika banyak rumah ibadah dijual karena tidak ada lagi jamaahnya dan akhirnya dijadikan sebagai tempat komersial, ruko, malah dibeli agama lain untuk dijadikan sebagai rumah ibadah. Selain itu juga toleransi antar umat beragama sekarang sudah berkurang, banyak masyarakat yang hanya peduli  terhadap dirinya sendiri. Kita boleh berbeda pendapat, kita boleh berbeda pandangan, tetapi kta tidak boleh memotong silahturahmi di antara kita dan harus saling menghormati satu sama lain.

9
Sabtu, 21 Oktober 2017

Persoalan listrik memanglah sangat vital karena tidak memiliki substitusi. Begitu pula dengan listrik yang padam, semuanya akan macet. Pulau Jawa mungkin hanya sedikit yang merasakan bagaimana mati listrik sedangkan di luar Pulau Jawa sudah sering merasakan yang namanya listrik padam. Untuk itu pemerintah harus segera memperbaiki dan menambah PLN agar krisis listrik dapat di minimalisasikan.

10
Sabtu, 21 Oktober 2017

Situasi perekonomian Indonesia pada semester kedua 2013 sedang dalam situasi yang mencemaskan pelaku pasar. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah selama beberapa pecan terus mengalami penurunan. Bahkan sempat menyentuh titik terendah dibawah level 4.000. Terlihat beberapa kali pemerintah melakukan pertemuan untuk mengatasi persoalan yang dihadapi Indonesia dan pelaku pasarpun tidak mendapat respon yang baik dari pasar. Pemerintah harus memperbaiki fundamental perekonomian yang sedang berada di angka negatif dan setiap uang yang keluar harus ada alasannya sehingga pemerintah tau berapa biaya yang dikeluarkan dan untuk apa biaya itu dikeluarkan.

11
Sabtu, 21 Oktober 2017

Menjadi seorang pengusaha, tidak ada relevasinya dengan pendidikan. Belum tentu mereka yang kuliah di Fakultas Ekonomi akan menjadi seorang pengusaha.   Seorang pengusaha dibentuk oleh lingkungannya. Lingkunganlah yang mengarahkannya untuk menjadi pengusaha. Bisa jadi, ia lahirdi tengah keluarga pengusaha. Bisa juga karena banyak bergaul dengan pengusaha atau keadaanlah yang memaksanya untuk menjadi pengusaha. Jadi mereka yang sudah dibentuk oleh budaya mahar yang tinggi sehingga harus bekerja keras untuk bisa memenuhi hal tersebut.  Orang Bugis adalah bangsa perantau, yang maju dalam berusaha.

12
Sabtu, 21 Oktober 2017

Harga pasar saat ini tidak fair sehingga membuat Jusuf Kalla menolak untuk mengikuti ekonomi pasar. Jika kita mengikuti ekonomi pasar maka bisa mematikan para pedagang yang ada di Indonesia, negara maju menjadi price maker sedangkan negara berkembang menjadi price taker. Jika negara Indonesia mengikuti ekonomi pasar maka peran negara dalam mengatur ekonomi akan hilang dan kesejahteraan rakyat akan berkurang dan bahkan hilang. Keutuhan NKRI tidak hanya bergantung pada stabilitas politik, tetapi juga pada stabilitas semua sisi, terutama stabilitas ekonomi.



LAPORAN PASCA MEMBACA

Judul buku : Inspirasi JK
Pengarang : Jusuf Kalla
Penerbit, tahun terbit : Noura Book Publishing, 2013
Jenis buku : Nonfiksi (buku biografi)
Tebal buku :  + 294
Rangkuman
Jusuf Kalla adalah seorang wakil presiden pada masa periode (2004-2009). Pada masa jabatannya itu ia mengalami banyak masalah yang ia hadapi, seperti kemacetan di Ibu Kota Jakarta. Saat ia menyusuri jalan-jalan padat di Daerah Ibu Kota Jakarta dan sekitarnya, ia melihat kemacetan di kir-kanan jalan. Seorang teman bercerita kepada Jusuf Kalla bahwa setiap hari harus melewati macetnya Jakarta padahal ia sudah berangkat subuh (04.45) dengan mengendarai mobil dan sampai di kantornya pukul 07.45. Teman ini menghabiskan waktu kurang lebih 3 jam di dalam mobil akibat kemacetan di jalan Jakarta. Ketika sampai di rumah hanya tertinggal rasa lelah akibat kemacetan di jalan. Tak kurang dari enam triliun rupiah terbuang percuma per tahun di Jakarta karena warga terhadang macet. Dulu, satu keluarga mempu diangkut dengan satu mobil untuk dipakai ayah, ibu, serta bisa pula dipakai untuk mengantar anak-anak ke sekolah. Kebijakan 3 in 1 itu tetap penting. Begitu pula pajak progresif untuk mobil, dll.
Setiap gubernur di Jakarta berupaya membangun infrstruktur. Almarhum Ali Sadikin sudah mencita-citakan pembangunan MRT, Fauzi Bowo berhasil mewujudkan busway dan membatalkan pembangunan monorel. Jokowi sedang merealisasikan proyek monorel yang bertahun-tahun tertunda. Monorel adalah pilihan yang cepat dan tepat, monorel tidak perlu mengurani luas jalan seperti busway. Jakarta sedang mengalami banyak masalah seperti kemacetan dan banjir, banyak wacana yang mengatakan bahwa Ibu Kota harus dipindahkan agar kemacetan dan banjir berkurang. Mengatasi masalah kemacetan dan banjir dapat diselesaikan dengan memperbaiki masalah infrastruktur.
Tahun 2010 terjadi ledakan gas terbesar, banyak pihak yang meyalahkan program konversi minyak tanah. Padahal ini merupakan masalah gas keseluruhan sehingga pertamina harus melakukan kualiti kontrol yang lebih ketat. Untuk itu, policy ekonominya harus diperbaiki dengan cara menurunkan disparitas harga, perlu sosialisasi tentang cara pemakaian yang benar, serta prosedur keselamatan jika terjadi kebocoran. Baik pemakaian minyak tanah/gas elpiji. Jika terjadi ledakan, Gas elpiji hanya mengakibatkan jendela hancur sedangkan minyak tanah mengakitbatkan apinya menyebar kemana-mana dan menghanguskan satu kampung. Masyarakat harus diajari cara memakain gas yang benar dan polisi harus melakukan pengecekan terhadap gas yang illegal maupun legal.
Dulu, waktu bom Bali, semua orang mengatakan, “Habislah pariwisata kita. Akan dibutuhkan waktu dua tahun me-recovery Bali.” Yang terjadi adalah dari 6.000 turis turun menjadi 2.000 turis perhari. Kalau selama dua tahun ini terjadi maka dapat mematikan pariwisata kita. Kita harus mengetahui apa saja yang menjadi permasalahan sehingga ke depannya banyak turis yang ingin datang ke Bali. Yang pertama, kita harus memperketat keamanan seperti Institusi Kepolisian/Tentara, yang kedua adalah membuat tim public relation agar perkembangan informasi tentang suatu pariwisata dapat berkembang secara luas.
Kita bisa menyelesaikan suatu masalah selagi ada kemauan. Namun, tidak mungkin kita menyelesaikan suatu masalah tanpa kemampuan. Jadi, ada dua hal yang menjadi sumber penyakit bangsa ini; birokrasi yang terlalu gemuk dan subsidi terlalu besar. Oleh karena itu, 60 persen APBN kita jatuhnya ke anggaran rutin, lalu 20 persen larinya ke subsidi. Kita harus mengambil timing yang tepat dengan sebuah keberanian. Setiap pemimpin harus lebih tegas dan cermat dalam menangani semua masalah secara serius dan cermat. Jangankan ‘pembiaran’ makin subur sebab kepercayaan rakyat harus dijaga seutuh-utuhnya. Jangan sampai ada rakyat yang ditinggalkan dan tidak diayomi.
Selama ini kehidupan beragama di Indonesia cukup berjalan lancar dan damai. Akan tetapi setiap negara pasti tetap aka nada masalah dalam beragama ataupun kepercayaan. Seperti contohnya dalam rumah ibadah, di Eropa dan di Amerika banyak rumah ibadah dijual karena tidak ada lagi jamaahnya dan akhirnya dijadikan sebagai tempat komersial, ruko, malah dibeli agama lain untuk dijadikan sebagai rumah ibadah. Selain itu juga toleransi antar umat beragama sekarang sudah berkurang, banyak masyarakat yang hanya peduli  terhadap dirinya sendiri. Kita boleh berbeda pendapat, kita boleh berbeda pandangan, tetapi kita tidak boleh memotong silahturahmi di antara kita dan harus saling menghormati satu sama lain.
Persoalan listrik memanglah sangat vital karena tidak memiliki substitusi. Begitu pula dengan listrik yang padam, semuanya akan macet. Pulau Jawa mungkin hanya sedikit yang merasakan bagaimana mati listrik sedangkan di luar Pulau Jawa sudah sering merasakan yang namanya listrik padam. Untuk itu pemerintah harus segera memperbaiki dan menambah PLN agar krisis listrik dapat di minimalisasikan.
Situasi perekonomian Indonesia pada semester kedua 2013 sedang dalam situasi yang mencemaskan pelaku pasar. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah selama beberapa pecan terus mengalami penurunan. Bahkan sempat menyentuh titik terendah dibawah level 4.000. Terlihat beberapa kali pemerintah melakukan pertemuan untuk mengatasi persoalan yang dihadapi Indonesia dan pelaku pasarpun tidak mendapat respon yang baik dari pasar. Pemerintah harus memperbaiki fundamental perekonomian yang sedang berada di angka negatif dan setiap uang yang keluar harus ada alasannya sehingga pemerintah tau berapa biaya yang dikeluarkan dan untuk apa biaya itu dikeluarkan.
Menjadi seorang pengusaha, tidak ada relevasinya dengan pendidikan. Belum tentu mereka yang kuliah di Fakultas Ekonomi akan menjadi seorang pengusaha. Seorang pengusaha dibentuk oleh lingkungannya. Lingkunganlah yang mengarahkannya untuk menjadi pengusaha. Bisa jadi, ia lahirdi tengah keluarga pengusaha. Bisa juga karena banyak bergaul dengan pengusaha atau keadaanlah yang memaksanya untuk menjadi pengusaha. Jadi mereka yang sudah dibentuk oleh budaya mahar yang tinggi sehingga harus bekerja keras untuk bisa memenuhi hal tersebut. Orang Bugis adalah bangsa perantau, yang maju dalam berusaha.
Harga pasar saat ini tidak fair sehingga membuat Jusuf Kalla menolak untuk mengikuti ekonomi pasar. Jika kita mengikuti ekonomi pasar maka bisa mematikan para pedagang yang ada di Indonesia, negara maju menjadi price maker sedangkan negara berkembang menjadi price taker. Jika negara Indonesia mengikuti ekonomi pasar maka peran negara dalam mengatur ekonomi akan hilang dan kesejahteraan rakyat akan berkurang dan bahkan hilang. Keutuhan NKRI tidak hanya bergantung pada stabilitas politik, tetapi juga pada stabilitas semua sisi, terutama stabilitas ekonomi.


Mengetahui,





Orangtua/Wali                                                                                  Guru B.Indonesia